HitupMP3.com – “Saat gula dan kopi dikolaborasikan, menumbuhkan cita rasa yang menghangatkan suasana”. Itulah yang saya ingat ketika saya ingin membahas remaja otomotif. Saya teringat dengan peran gula dan kopi yang menumbuhkan inspirasi, imajinasi, juga reaksi.
Remaja adalah sosok dimana seseorang mencari jati dirinya dengan rasa banyak ingin tahu, ingin mengenal, kadang ingin dikenal. Hanya sebagian dari mereka ada yang kurang mengetahui bagaimana caranya mengenal dengan sebenarnya dan mencintai dengan sesungguhnya. Saat seorang remaja ingin mengenal pemotretan, ia harus tahu dengan apa dia memotret dan dengan cara seperti apa pengoprasian yang baik. Juga apa yang seharusnya ia potret.
Otomotif sendiri adalah pelengkap bagi sang remaja agar ia menjadi bagian dari zaman yang menyempuh dirinya dengan kemajuan. Lalu dengan otomotif tersebut mereka mencari dunianya, menyelesaikan rasa ingin tahunya dan ingin berperan di dalamnya. Walaupun tak seperti Jafrey Panolja, remaja asal Bandung yang menjelajahi 5 benua dan 78 negara dengan motor BMW-nya, paling tidak remaja menjadi pengendara yang baik dan tidak dibicarakan oleh tetangga sekitar hehehe.
Akhir-akhir ini remaja Indonesia lagi gencar-gencarnya membahas dunia otomotif, baik itu formal atau pun non-formal. Tak jarang kadang, tumbuh di dunia pesantren saat di sekolahan, cafee, juga di jalan- jalan.
Sebenarnya tidak ada salahnya dunia otomotif menjadi bahan perbincangan, namun lebih baiknya jika mereka berusaha menciptakan otomotifnya sendiri, merakit sebuah kendaraan yang mampu mengantarkan orang ke masjid, ke panti asuhan, dan tempat-tempat peribadatan yang lain. Karena otomotif yang ada sekarang ini lebih banyak mengantarkan pemuda pada sesuatu yang tidak bermanfaat, hanya untuk suatu gelar, atau pun sebuah pujian semata. Itu adalah tugas remaja-remaja Indonesia lebih-lebih dunia pesantren yang mampu memberi keteduhan di tengah gersangnya zaman.
Pernahkah Anda berpikir ingin menjadi Falentino Rosi yang sering menjuarai di dunia motto Gp. Mungkin Anda kesulitan untuk merealisasikan semua itu, namun bukan berarti Anda harus berkecil hati dan enggan mengendarai kendaraan. Anda cukup menjadi pengendara yang memberi kenyamanan ketika sendiri apalagi bersama orang lain.
Otomotif sendiri sebenarnya sebuah kendaraan yang mengantarkan pada tujuan, kalaupun ada tujuan yang akan dituju. Tetapi saat tidak tujuan yang diinginkan maka pengendara hanya muter-muter saja mengukur panjangnya jalan yang tak berujung.
Saya teringat kakek saya yang berjalan 5 km untuk sampai di Desa Paserpan. Beliau ke sana hanya berbekal keberanian, sabar, dan tawakkal. Mungkin terlihat lamban jika dibanding dengan zaman sekarang namun orang-orang dulu lebih berani untuk melakukan sebuah atraksi yang jarang ditemui di zaman-zaman kini.
Ketika berada di pesantren terkadang saya merasa ketinggalan zaman. Saat pemuda di luar membicarakan mobil keluaran terbaru, saya masih disibukan dengan”Kitabus Shalati”.
Berbicara perihal mobil, saya teringat dengan rental mobil wisata di pusat sewa mobil Jakarta. Bisa Anda cek langsung ke webiste resminya!
Saya merasa menjadi manusia purba yang kolot dengan perkembangan zaman. Namun, saat saya mencoba berpikir kembali ternyata otomotif tercanggih itu dimiliki orang-orang pesantren. Dengan shalat yang khusyu’ dapat mengantarkan para santri pada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran. Dengan shalat pula santri bisa mengenal Sang Pencipta, sebuah komunikasi antara sang hamba yang hina dengan Tuhan Yang Maha Mulya. Sebuah pembenahan koreksi diri, yang ingin membersihkan rohani. Walaupun tidak seperti KH. Abdul Adzim yang ketika shalat tidak terasa ketika ada gempa setidaknya tidak seperti latihan tari di panggung-panggung MILAD.